1. Al-Fatihah
(Kunci)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Mahapemurah
Ayat 1 Surah al-Fatihah
Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta
alam.
Ayat 2 Surah al-Fatihah
Pemilik Kasih Sayang nan Mahapemurah.
Ayat 3 Surah al-Fatihah
Penguasa di Hari Pembalasan.
Ayat 4 Surah al-Fatihah
Engkau yang kami sembah. KepadaMu jua kami memohon pertolongan.
Ayat 5 Surah al-Fatihah
Teguhkan kami dengan Islam.
[Dalam terjemah ini dipakai kata “teguhkan”, bukan
“tunjukkan”. Kaum Muslim wajib tegar
dengan agamanya. Musuh dari luar
mengintai. Sementara nafsu yang berasal
dari dalam selalu menggoda. Hingga, umat
Islam mutlak meminta bantuan kepada Allah agar dirinya dikokohkan dengan Islam.
Shirat
al-mustaqim secara lettelejk berarti jalan lurus. Maksud jalan lurus di sini ialah Islam]
Ayat 6 Surah al-Fatihah
Agama bagi insan yang telah Engkau
karuniakan nikmat.
Ayat 7 Surah al-Fatihah
Bukan agama orang-orang yang Engkau murkai
(Yahudi). Bukan pula agama orang sesat
(penyembah anak tuhan).
Keterangan
Surah al-Fatihah
merupakan surah ketiga yang diwahyukan kepada Maharasul Muhammad. Diturunkan di Mekah setelah ayat-ayat yang
tercantum di Surah al-Alaq dan Surah al-Muddatstsir.
Al-Fatihah
dianggap surah pembuka al-Qur’an sekaligus induk al-Qur’an. Al-Fatihah
acap diterjemahkan sebagai “Pembuka”.
Saya menerjemahkannya dengan “Kunci” sebagaimana dalam Bahasa Denmark (Nøglen). Kata “kunci” lebih mewakili istilah
“al-Fatihah” dalam membuka al-Qur’an.
Surah al-Fatihah
terkadang riuh dibahas. Aspek ini
terkait basmalah. Apakah basmalah
bagian dari al-Fatihah atau bukan. Ini akhirnya merembes ke pembacaan para imam
di masjid.
Mereka yang percaya basmalah bagian al-Fatihah
akan mengeraskan suara (jahar) kala
membaca basmalah. Sementara yang menolak basmalah bagian al-Fatihah
membaca basmalah dengan suara pelan (sirri).
Kontroversi ini bisa diredam dengan
menyimak ayat-ayat al-Fatihah. Kalau basmalah
bagian al-Fatihah, berarti surah ini
rancu alias mubazir. Sebab, ayat ketiga
berbunyi “ar-rahmanir rahim” (Sang
Pengasih yang Mahapemurah). Maknanya
sama persis dengan basmalah (dengan
nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Mahapemurah).
Dari sejarah tersua bahwa Ali bin Abi
Thalib ketika imam membaca basmalah
dengan suara lirih (sirri). Ia tidak mengeraskan suara (jahar).
Mustahil Ali bin Abi Thalib mengingkari tata cara baca al-Qur’an yang ia
peroleh langsung dari Maharasul Muhammad.
Saya termasuk orang yang menganggap ayat
terakhir al-Fatihah ialah “ghairil maghdhubi alaihim waladhaalin”. Dengan demikian, surah ini tetap tujuh ayat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar